Gerakan Literasi Buku di Madrasah
Sebagai seorang guru sudah menjadi tugas kita untuk beradaptasi dengan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kurikulum 2013 maka
sebenarnya apa itu literasi buku?
Gerakan Literasi buku dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Gerakan ini mempunyai tujuan untuk membiasakan dan memotivasi peserta didik untuk mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti.
Gerakan ini sekaligus memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015.
Sebagaimana pepatah buku adalah jendela dunia
Gerakan Literasi Sekolah adalah suatu gerakan dalam upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik.
Menurut saya kegiatan ini pelan pelan dapat membuat anak lebih suka membaca juga mereka bisa isi kegiatan dengan membuka buku saat terjadi pergantian jam pelajaran.
Gerakan literasi sekolah ada beberapa tahap
(Ini yang saya pahami) hehe
1. Pembiasaan
Pembiasaan ini dilakukan dengan waktu 10- 15 menit membaca (guru membacakan dan peserta didik membaca dalam hati atau dengan bersuara bisa juga sesuai dengan kesepakatan anggota kelas dan warga madrasah dengan guru).
Bagaimana dengan anak anak yang belum bisa membaca secara lancar?
Kita bisa gabungkan dengan temen yang sudah lancar untuk membacakan dengan sedikit suara lebih keras
Bisa juga kita bantu membacakan cerita untuk mereka
Kegiatan ini sekilas terkesan membutuhkan anggaran tertentu Krn sekolah harus menyediakan anggaran untuk buku ataupun fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan ini.
Adapun langkah dalam kegiatan pembiasaan;
Langkah yang saya tuliskan disini ini yang sudah saya lakukan dikelas.
1. Guru menentukan waktu 10 menit membaca setiap hari. Sekolah bisa memilih menjadwalkan waktu membaca di awal, tengah, atau akhir pelajaran, bergantung pada jadwal dan kondisi sekolah masing-masing.
Saya lebih suka dengan awal pagi hari sebelum pelajaran dimulai. Jika diterapkan sebelum jam 07.00 tentu ada banyak anak yang belum hadir di madrasah.
Kegiatan membaca dalam waktu pendek, namun sering dan berkala lebih efektif daripada satu waktu yang panjang karena anak akan lebih mudah jenuh.
Saya biasanya jadwalkan Sabtu,senin dan rabu
2. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran/ cerita/dongeng.
3. Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan kesenangannya
4. Disalah satu sudut kelas diletakkan buku2 yang sedang dibaca anak, / koleksi buku-buku mereka.
bagi yang sudah membaca seluruh isi buku bisa bertukar dengan temen yang lain.sampai pada saat buku sudah dibaca oleh semua anggota kelas baru buku bisa di bawa pulang dan ditukar dengan buku yang lain dirumahnya ataupun dari perpustakaan sekolah
Tak perlu rak buku yang mahal ataupun almari,seperti halnya digambar saya buat dari bahan kardus bekas asal bisa dipakai untuk buku anak anak yang tidak terlalu tebal, sehingga buku anak tetap rapi dan tidak berserakan..
5. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugastugas yang bersifat tagihan/penilaian.
6. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh diskusi informal tentang buku yang dibaca/dibacakan.
Misalkan bertanya
Judul apa yang sdh dibaca?
Apa cerita yang paling lucu atau menarik?
Dengan meminta 1 orang bercerita singkat di depan kelas..
Dengan begitu, tanggapan peserta didik bersifat opsional dan tidak ada penilaian khusus
7. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam suasana yang santai, tenang, dan menyenangkan.
Dengan membuat pojok berkumpul didekat satu rak buku
Suasana ini dapat dibangun melalui pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan nyaman untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca.
Yang tidak kalah penting
Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku selama 15 menit.
Jangan hanya menyuruh tapi tanpa tauladan dari guru
Dari kegiatan dan langka yang sudah saya lakukan ternyata anak anak mulai ada ketertarikan untuk setiap hari membaca dulu, kadang mereka minta tambahan waktu lagi untuk membaca demi menuntaskan hal cerita yang mereka baca.
Bahkan ada beberapa anak yang meminta izin untuk membaca lagi saat istirahat.
Kegiatan pembiasaan ini dirasa sangat cocok untuk anak yang masih ditingkat kelas bawah. Kalaupun dilakukan untuk kelas atas tidak ke masalah.. Krn intinya hanya untuk membiasakan kebiasaan yang baik
2. Pengembangan
Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan,
Pengembangan. Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan.
Yang membedakan adalah bahwa kegiatan 15 menit membaca diikuti oleh kegiatan tindak lanjut pada tahap pengembangan. Dalam tahap pengembangan, peserta didik didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dengan membaca melalui kegiatan produktif secara lisan maupun tulisan.
Perlu dipahami bahwa kegiatan produktif ini tidak dinilai secara akademik.
Sebaiknya kegiatan pengembangan memerlukan waktu tambahan di luar 15 menit membaca, sebaiknya memasukkan waktu literasi dalam jadwal pelajaran sebagai kegiatan membaca mandiri atau sebagai bagian dari kegiatan kokurikuler. Bentuk, frekuensi, dan durasi pelaksanaan kegiatan tindak lanjut
Kegiatan ini cocok bagi peserta didik yang sdh punya kebiasaan secara aktif dalam membaca.
3. Pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.
Pada kegiatan ini bertujuan untuk Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.
Sekian yang saya ketahui dan sesuai pengalaman yang saya alami di madrasah
Semoga bermanfaat tulisan saya bagi guru di MI khususnya dan madrasah / sekolah yang lain.
Komentar
Posting Komentar