Belajar menjadi Guru

*BELAJAR menjadi GURU YANG SEJATI*

Bicara soal anak/ siswa adalah pembicaraan yang tidak pernah habis untuk dibahas dari kelucuan, kepolosan,kelincahan, kecerdasan akan potensi  dan keunikan yang luar biasa  sampai pada kenakalan yang tergolong extrim diluar kewajaran  menurut pandangan kita.

Kenakalan dan kebaikan seorang anak/siswa adalah bagian dari fitrah  sebagai
manusia. Sebagaimana manusia dibekali/ diilhami Allah dg potensi _kejahatan& taqwa (QS. Asy syams:8) maka demikianlah anak2, mereka akan selalu mempunyai sisi yg menjadi penyempurna  sifat kemanusiaannya.

Tugas kita sebagai orang tua & guru adalah selalu menumbuhkan potensi taqwa shg dia akan muncul dlm warna yg dominan dlm diri anak _tanpa_ menghilangkan jejak kejelekannya...

Bagi kita bisa jd mudah untuk selalu menumbuhkan potensi taqwa.. ketika sang anak memiliki banyak potensi positif dirinya..katakan anak menonjol di bidang akademik,tentu mudah bagi kita untuk keluarkan warna dengan potensi yang positif.

Bagaiman ketika menemukan kenakalan anak/siswa,???
maka dibutuhkan *kesabaran*. Ya, sabar yg berlipat... Sabar yg ekstrim tanpa ada ujung dan batasnya.
($emoga kita bisa...@amiin.)

Sejenak kita teringat dengan cerita nabi
Ya'qub.
Tentang  Kenakalan anak2nya bukan lagi kenakalan biasa. Membuang adiknya (Yusuf as) ke dalam sumur adlh kenakalan yg extrim.
(Bayangkan pada zaman itu)...

Namun toh demikian beliau ttp menjawab dan mengajari anak2nya dg sikap yg luar biasa.
*_fashobrun jami_*. Itulah kalimat beliau yg selalu diucapkan ketika melihat kenakalan anak2nya. Tdk berhenti disini, keextriman saudara saudara Yusuf as, bahkan kenakalan  itu terulang kembali dg hilangnya saudaranya Yusuf (Bunyamin),
Apakah dengan kejadian yang ke2 ini Nabi Ya'cub marah ??? Tidak....
Komentarnya hanya ..*fashobrun Jami*
maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku)_. Sabar, sabar, dan sabar.
($ubhanallah)

Bagaimana dengan kita sebagai guru ataupun orang tua ??
Apakah kita sdh berusaha untuk sabar_ sabar lagi_ dan tetap sabar....
Ketika menghadapi anak/ siswa yang  kecenderungan pola tingkah yang luar biasa...,??
Meski tidak jarang kita sebagai manusia biasa mengeluh menghadapi kenakalan anak/ siswa kita dikelas .
Mengelus dada penuh emosi kadang tindakan tangan pun ikut mewarnai sebagai expresi kekesalan dan kelelahan kita ...

Jika kita mau belajar kisah nabi Ya'cub
Bagaimana seorang ayah/guru bisa memiliki watak seperti nabi Ya'cub
Jawabnya : Saat kita mempunyai *keyakinan* yg kuat akan kemaha kuasaan Allah swt.

1. Keyakinan Nabi Ya'kub bahwa Allah-lah Dzat yg bisa membolak-balikkan hati. Allah-lah satu2nya Dzat yg bisa menyelesaikan masalah, sebesar apapun masalah itu.
👉 Keyakinan ini yang menjadikan dasar seseorang guru/ orang tua akhirnya terus mengadu kpd Allah ttg anak2nya.

 Bahkan diceritakan  air mata yang selalu  berlinang mengiringi setiap doa2nya. _sehingga mata itu yg menjadikan Nabi Ya'kub sampai buta_. Bukti keinginan yg kokoh utk kebaikan masa depan anak2.
Sungguh kita jauh dari sifat keteladanan beliau


2. orangtua/guru hendaknya selalu menasihati anak2/siswanya, mendudukkan masalah. _lihat ayat di atas_.
 *Hanya diri  sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu.* artinya, anak/siswa harus paham kesalahannya. Jangan sampai anak dihukum, dimarahi setiap hari, tapi mrk tdk merasa bersalah (tdk paham kesalahannya). Setelah ini orgtua/guru hendaknya membimbing agar anak2/siswa menemukan jalan keluar utk memperbaiki kesalahannya itu, sebagaimana Nabi Ya'kun as membimbing anak2nya memasuki kota Mesir dg melalui jalan yg berbeda sampai menemukan kebenaran kata2 ayahnya terbukti di hadapan mrk

👑 Keyakinan kpd Allah inilah yg melahirkan perasaan *optimis* akan datangnya pertolongan Allah. Maka tatkala kejadian hilangnya anak beliau terulang kembali, maka statemen beliau adlh :

قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (83)

_Ya'qub berkata, "Hanya diri kalian sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka dengannya kepadaku; sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS. Yusuf : 83)_

Lihatlah saudaraku, ketulusan beliau utk menasihati anak2nya tanpa henti, *dg kalimat yg sama, beliau ulangi kembali*, disertai dg sebuah keyakinan bahwa Allah akan mengembalikan kedua anaknya yg hilang itu ke pangkuan beliau.

Rasa optimis seorang guru akan mampu menggerakkan dia mencari berbagai cara utk kebaikan anak2/siswanya. Optimisme itu pula yg akan terus mengeluarkan doa2 istimewa yg akan menembus relung hati anak2/siswanya.

🌟 Jangan pernah berputua asa utk meraih sebuah kebaikan. Apalagi kebaikan anak2 kita.

 وَلا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ)

 _dan jangan kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” QS. Yusuf:87_

Semoga Allah limpahkam kebaikan kpd kita semua orgtua dan guru yg tidak pernah lelah untuk  bersabar & terus bekerja keras utk menumbuhkan potensi2 kebaikan
Karena potensi yang baik  yang sebenarnya adlh karunia Allah yg sdh tertanam dlm jiwa anak2/siswanya.

-------------------------------------------
Renungan untuk diriku sebagaisebagai  guru dan ibu
Disadur dan disalin dari beberapa tulisan...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jelajah Alam PERSAMI

B. Indonesia Tema 1 Subtema 4

PERSAMI I MI AL HIKMAH